komunikasi terapeutik
Nama :
Muhammad Sokheh Sulaiman
Nim :
1130023037
Kelas :
3-B
Mata Kuliah :
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutik merupakan hubungan perawat dan klien yang dirancang untuk memfasilitasi tujuan therapy dalam pencapaian tingkatan kesembuhan yang optimal dan efektif. Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya. komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik. Komunikasi ini difokuskan pada komunikasi interpersonal yang terapeutik. Terjadinya komunikasi terapeutik adalah apabila didahului hubungan saling percaya antara perawat dan klien. Utamanya dalam konteks pelayanan keperawatan kepada klien, pertama-tama klien harus percaya bahwa perawat mampu memberikan pelayanan keperawatan dalam mengatasi keluhannya, demikian juga perawat memang benar-benar harus dapat dipercaya dan diandalkan atas kemampuan yang telah dimiliki dari aspek kapasitas dan kapabilitasnya, sehingga klien tidak meragukan kemampuan yang dimiliki perawat. Tujuan komunikasi terapeutik
- Kesadaran diri, penerimaan diri, dan meningkatkan kehormatan diri
Identitas pribadi yang jelas dan meningkatnya integritas pribadi
untuk membentuk suatu keintiman, saling ketergantungan, hubungan internasional dengan kapasitas memberi dan menerima
Mendorong fungsi dan meningkatkan kemampuan terhadap kebutuhan yang memuaskan dan mencapai tujuan pribadi yang realistis
Ada 2 jenis komunikasi
yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal
1. Komunikasi verbal
Di
rumah sakit, jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan
keperawatan adalah dengan pertukaran informasi secara verbal terutama
pembicaraan dengan tatap muka yang menggunakan bahasa. Melalui bahasa,
seseorang akan mengomunikasikan dan menginterpretasikan kata secara verbal.
Sehingga bahasa dapat didefinisikan sebuah seperangkat kata yang telah disusun
secara berstruktur sehingga menjadi himpunan kalimat
yang mengandung arti.
2.
Komunikasi non verbal
Komunikasi
non verbal merupakan penyampaian kode non verbal yaitu suatu proses pemindahan
atau penyampaian pesan tanpa menggunakan kata-kata. Pada komunikasi non verbal
bisa didefinisiksn penyampaian kode non verbal biasa disebut juga bahasa
isyarat atau bahasa diam (silent language). Untuk itu perawat perlu menyadari
kode/pesan non-verbal yang ditampakkan klien sebagai upaya untuk
menjustifikasikan apa yang diungkapkandan dipermasalahkan klien merupakan
masalah utama yang harus ditangani. Kode non verbal sering ditemukan melalui
sebuah pengamatan cermat yang bisa dimulai saat pengkajian sampai Evaluasi
keperawatan.
Tujuan
dari kode atau isyarat non verbal antara lain:
1.
Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition)
2.
Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata
3.
Menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya
4. Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum sempurna
Teknik
komunikasi terapeutik
1.
Mendengarkan dengan penuh perhatian
2.
Menunjukkan penerimaan
3.
Menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan pertanyaan terbuka
4.
Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri
5.
Klarifikasi
6.
Memfokuskan
7.
Menyampaikan hasil observasi
8.
Menawarkan informasi
9.
Diam
10.
Meringkas
11.
Memberikan penghargaan
12.
Menawarkan diri
13. Memberikan kesempatan kepada klien untuk bertanya
Prinsip
komunikasi terapeutik
1.
Komunikasi berorientasi pada proses percepatan kesembuhan
2.
Komunikasi terstruktur dan direncanakan
3.
Komunikasi terjadi dalam konteks topik, ruang dan waktu
4.
Komunikasi memperhatikan kerangka pengalaman klien
5.
Komunikasi memerlukan keterlibatan maksimal dari klien dan keluarga
Tahap-tahap
komunikasi terapeutik
1.
Tahap pra-interaksi disebut juga tahap apersepsi di mana perawat menggali dulu
kemampuan yang dimiliki sebelum kontak/berhubungan dengan klien, termasuk
kondisi kecemasan yang menyelimuti pada diri perawat.
2.
Tahap perkenalan
Pada tahap perkenalan ini, perawat memulai kegiatan pertama kali di mana perawat bertemu pertama kali dengan klien. Kegiatan yang dilakukan adalah memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga bahwa saat ini yang menjadi perawat adalah dirinya. Dalam hal ini berarti perawat sudah siap sedia untuk memberikan pelayanan keperawatan pada klien.
3.
Tahap orientasi
Pada tahap orientasi ini, perawat menggali keluhan-keluhan yang dirasakan oleh klien dan divalidasi dengan tanda dan gejala yang lain untuk memperkuat perumusan diagnosis keperawatan. Tujuan pada tahap ini untuk memvalidasi keakuratan data dan rencana yang telah dibuat dengan keadaan klien saat ini, serta mengevaluasi tindakan yang lalu
4.Tahap kerja
Tahap kerja merupakan tahap untuk mengimplementasikan rencana keperawatan yang telah dibuat pada tahap orientasi. Perawat menolong klien untuk mengatasi cemas, meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab terhadap diri dan mengembangkan mekanisme koping konstruktif.
5. Tahap terminasi
Merupakan
tahap dimana perawat mengakhiri pertemuan dalam menjalankan tindakan
keperawatan serta mengahiri interasinya dengan klien.
Komentar
Posting Komentar